Luminescensi
umumnya digunakan untuk menggamarkan emisi radiasi dari benda padat ketika
padanya diberikan sejumlah energi. Luminescensi merupakan gejala emisi rediasi
gelombang elektro magnetic dari suatu benda sebagai akibat adanya proses
non-termal. Luminescensi dibagi menjadi tiga tipe berdasarkan pada metode/cara
bahan mendapatkan energi untuk mengeksitasi electron dari sutu tingkat energi ketingkat energi yang lebih
tinggi. Ketiga tipe itu adalah :
1. Photokeminescensi
Pada luminescensi tipe ini eksitasi
terjadi karena electron mendapatkan energi dengan menyerap/absorpsi energi
berupa photon
2. Cathodolminescensi
Eksitasi yang terjadi dalam benda
padat karena pemberian energi dengan cara penembakan (bombardment) dengan
berkas electron.
3. Elektrokeminescensi
Eksitasi yang terjadi disebabkan
oleh pemerian medan listrik dari luar.
Ketika energi
dalam berbagai bentuk yang mungkin mengenai suatu bahan luminescensing yang
menyebabkan transisi elektronik dari tingkat energi E, ke tingkat energi E2
(E, < E2) maka emisi yang terjadi memancarkan photo dengan
panjang gelombang (l)
(2.1)
Dengan h :
konstanta planck
c : Kecepatan rambat cahaya dalam
vakum
bila
luminescensi pada suatu bahan terjadi dengan rentang waktu sela (waktu antara
proses eksitasi dengan waktu transisi) yang sama dengan waktu hidup (lifetime)
electron pada tingkat energi yang lebih tinggi maka proses luminescensi ini
disebut dengan flouresensi. Sedangkan untuk waktu terjadinya proses
luminescensi dengan rentang waktu yang lebih lama dibading waktu hidup electron
disebut dengan phosphoresensi. Pada fenomena phosphoresensi, lamanya proses
luminescensi dapat terjadi karena pada bahan ini terdapat satu tingkat electron
metastabil yang energi lebih kecil disbanding E2, dan mempunyai
waktu hidup electron ditingkat energi ini lebih lama. Bahan yang dapat
menimbulkan fenomena phosphoresensi disebut dengan phosphor. Mekanisme dan
lamanya proses luminescensi pada bahan phosphor dapat disebabkan karena pada
bahan ini ditambahkan bahan ketidakmurnian (impuriti) yang disebut aktivator.
Ion aktivator mempunyai muatan yang identik dengan Ion yang digantikannya dalam
bahan phosphor. Sedangkan untuk muatan Ion pengganti yang berbeda dikenal
dengan sebutan co-aktivator.
Pada
luminascensi dibedakan menjadi dua tipe tingkat energi. Pertama tingkat energi
yang merupakan tingkat energi dari Ion aktivatornya, dan tipe kedua berhubungan
dengan tingkat energi kisi/sistem yang
telah berubah karena adanya ion aktovator. Tipe pertama disebut dengan tipe
“karakteristik” sedangkan tipe kedua disebut dengan tipe “non-karaktertistik”.
Pada tipe “karakteristik” transisi partikel bermuatan biasanya terjadi
perubahan yang sangat cepat (yakni kurang dari 108 s) ke-ion
activator. Bahan luminescensi “non-karakteristik” yang melibatkan ion activator
dan ion co-aktivator menyebabkan adanya tingkat energi akseptor dan donor pada
bahan. Absorpsi energi mengakibatkan timbulnya pasangan electron lubang (hole),
dengan probabilitas electron dengan energi yang lebih besar rendah disbanding
sebelumnya. Emisi radiasi terjadi antara energi pada pita konduksi dengan
energi pada akseptor, seprti ditunjukkan Gambar 2.1
Gambar dalam
photoluminescensi dipindahkan ke dalam kristal melalui fenomena absorpsi
photon. Pada bahan luminescensi karakteristik ion akivator yang secara langsung
menyerap photn. Karena tingkat energi yang terlibat dalam proses absorpsi sama
dengan proses emisi, maka panjang gelombang photon yang terabsorpsi dan yang
ter-emisi identik. Tetapi kenyataan yang didapat tidak selalu demikian, karena
adanya fenomena pergeseran stokes (stokes shift) maka panjang gelombang photon
yang teremisi lebih besar disbanding panjang gelombang absorpsi seperti
ditunjukkan gambar 2.3 untuk bahan thalium dalam potassium chloride (KCI : TI)
pada temperatur ruang.
Tampak
dalam gambar 5.3 bahwa lebar spectral
(rentang panjang gelombang) photon yang diemisikan lebih lebar disbanding lebar
spectral photon yang ter-absorpsi sedangkan intensitas maksimum cahaya yang
ter-emisi relative lebih kecil. Spectral phoron yang ter-emisi bergeser ke
panjang gelombanga yang lebih besar dengan energi photon yang lebih kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar