Umumnya suatu bahan
mempunyai titik lebur unggal, yaitu suatu temperatur yang mengakibatkan benda
dari phase padat berubah menjadi phase cair transparan. Tetapi sekumpulan bahan
yang disebut Kristal cair mempunyai dua keadaan/tahap untuk merubah menjadi zat
cair transparan dari keadaan padat. Pemberian sejumlah energy pada bahan padat
tertentu sehingga temperatur mencapai titik tertentu (titik lebur pertama),
maka bahan-bahan padat tersebut akan berubah menjadi cair dengan kondisi
berkabut, dan penambahan energy yang mengakibatkan temperaturnya menjadi lebih
tinggi lagi akan mengubahnya menjadi cair transparan. Kedua perubahan phase ini
dalam bahan Kristal cair ditunjukkan gambar 2.8.
Pada rentang temperatur
tertentu, bahan kristal cair berwujud fluida tetapi pada saat yang sama
mempunyai struktur kristal dengan sifat bias rangkap optis. Phase kristal cair
ini pertama kali ditemukan oleh F Reinitzer (1888) dalam asam benzoid dan cholesterol
acetic acid esters.
Bahan kristal cair
merupakan campuran organic yang mempunyai bentuk molekul kepingan atau batang
tipis. Dalam phase krital cair orientasi molekul dapat dikelompokkan menjadi
tipe smectic, nematic, dan cholesteric seperti ditunjukkan gambar . Kristal
cair smetic, molekul berbentuk batang tersusun dalam lapisan sejajar terhadap
yang lain dan berjajar tegak lurus terhadap lapisan. Ikatan antara lapisan
molekul sangat lemah sehingga mudah terlepas antara kedua lapisan.
Dalam tipe nematic,
molekul berbentuk batang tersusun sejajar dengan yang lain, tetapi tidak
membentuk lapisan-lapisan. Sedangkan kristal cair cholesteric mempunyai
struktur berlapis-lapis seperti tipe smectic, tetapi sumbu molekulnya membentuk
satu bidang lapisan.
Struktur molekul dalam
kristal cair tidak tegar (rigid) sebagaimana dalam struktur kristal. Sehingga
molekulnya mudah diatur posisinya (orientasinya) sebagai akibat pemberian
gangguan luar seperti medan listrik, medan magnet, regangan (strain) temperatur
atau mekanik. Kelenturan orientasi molekul dalam kristal cair digunakan dasar
penerapan/aplikasi kristal cair sebagai piranti display, piranti
optoelektronika, sensor. Kristal cair sebagai dasar pembuatan piranti display
yang kemudian dikenal sebagai LCD (Liquid Crystal Display) mempunyai keuntungan
sebagai berikut :
Ø
Memerlukan daya yang rendah (beberapa puluh
oW/cm2), sehingga memperpanjang umur sumbu tegangan baterai.
Ø
Tegangan penggeraknya rendah (10 V atau kurang)
sehingga dapat dengan mudah terhubung secara langsung dengan penggerak IC untuk
membentuk system yang kompak dan sederhana.
Ø
Piranti yang terbentuk cukup tipis (misalnya
dibandingkan dengan CRT) dan dapat digunakan untuk display yang mempunyai
dimensi luasan yang besar.
Ø
Merupakan piranti display pasif
Ø
Dapat dibuat display warna dengan mudah,
sehingga fungsi display dapat diperluas dan bervariasi.
Sedangkan kukurangan dari LCD ini adalah :
Ø
Karena display ini merupakan tipe yang tidak
mengemisi radiasi (non-emitting), maka penampilan yang cukup jelas akan terjadi
bila ditempatkan pada ruang yang tidak gelap.
Ø
Kontras display tergantung pada sudut pandang
pengguna terhadap LCD.
Ø
Respons sistem tergantung pada temperatur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar